My Perfect Toy : Confusion - Part 3

“Freasha, kau baik-baik saja?” Tanya Reza, dengan cepat menghampiri Freasha. Suaranya terdengar khawatir. Dengan cekatan ia membuka jasnya dan memakaikannya pada tubuh Freasha yang basah.

Freasha tidak menjawab. Gadis itu hanya mengikuti gerakan Reza dengan matanya.

“Kau tahu, tadi Hima menghubungiku. Dia mengatakan kau sedang dalam kesulitan, dan dia tidak bisa membantumu karena sedang berada di luar kota. Jadilah aku segera pergi dari kantor untuk menyusulmu kesini”, ucap Reza selagi ia membantu Freasha berpindah dari kursi roda ke dalam mobilnya, dan memasangkan sabuk pengaman.

Freasha masih tidak menyahut. Ia hanya memandangi Reza. Bahkan ketika pria itu telah masuk ke dalam mobil dan mengambil posisi di sebelahnya, tepatnya di bagian kemudi. Mata Freasha tak lepas memandangi sahabatnya itu. Dalam benaknya Freasha membayangkan, andai pria yang tengah melakukan berbagai hal baik padanya sekarang ini adalah Rafa, tentu ia tidak akan merasakan sakit bertubi-tubi seperti saat ini. Ya, andai Rafa sebaik Reza...

“Freasha…?”, panggil Reza dengan lembut. Gadis itu tetap tidak bergeming.

Reza mengerutkan keningnya. “Freasha…?”, panggilnya sekali lagi, seraya mengibas-ngibaskan tangan tepat di depan wajah Freasha.

Gadis itu terperanjat. “Ah, ya? Maaf”, katanya kemudian sembari mengalihkan wajah. Dalam hati Freasha merutuki kebodohannya karena telah memikirkan hal yang mustahil seperti itu. Rafa menjadi sebaik Reza? Mungkin hanya jika matahari terbit dari barat, harapan itu akan menjadi nyata.

Reza tersenyum. Perlahan ia mengangkat tangannya dan mengacak puncak kepala Freasha.

“Bisa kita pergi sekarang?”

Freasha mengangguk. Beberapa detik kemudian mobil putih itu perlahan melaju meninggalkan rumah Rafa. Freasha menatap rumah itu untuk terakhir kali. Bibirnya bergerak tanpa suara, mengucapkan selamat tinggal untuk suami yang tak pernah mengharapkan kehadirannya, Rafa...

====

Selang tiga puluh menit kemudian ban mobil Reza bergerak memasuki halaman sebuah rumah. Freasha tahu, itu adalah rumah pribadi milik Reza. Pria itu pernah memberitahu Freasha perihal dirinya yang ingin hidup mandiri, lepas dari kebergantungan pada orang tua.

Setelah memarkirkan mobil di dalam garasi, Reza bergegas keluar dari sana. Ia mengeluarkan kursi roda Freasha terlebih dahulu, lalu mengangkat Freasha dan memindahkan gadis itu ke atasnya. Kemudian Reza mendorong kursi roda Freasha dan membawanya masuk ke dalam rumah. Kedatangan mereka segera disambut dua orang gadis. Mereka mengenakan pakaian dengan model yang sama, namun dengan warna berbeda.

“Selamat datang Nyonya Freasha”, sapa mereka bersamaan dengan gaya ceria. Mau tak mau melihat itu membuat Freasha tersenyum. Terlebih saat menyadari kesamaan wajah pada kedua gadis itu.

“Freasha, perkenalkan, Ini Anna", Reza menunjuk gadis dengan seragam berwarna biru. "Dan Anni", lanjutnya sembari menunjuk gadis dengan seragam berwarna merah muda. "Mereka adalah pengurus rumah tangga disini”

Freasha menatap wajah kedua gadis itu lamat-lamat. “Kalian… kembar?”, tanya Freasha kemudian dengan nada takjub.

“Ya Nyonya. Benar sekali. Kami si kembar yang selalu ceria”, sahut Anna. Sementara Anni yang berdiri di sebelahnya mengangguk-angguk sambil cekikikan. Freasha tersenyum geli melihat mereka.

“Sudah jangan kebanyakan tertawa. Ayo cepat kerjakan tugas kalian”, kata Reza kemudian. Pria itu sendiri tak mampu menahan senyum.

“Siap Tuan”, sahut si kembar bersamaan. Dengan cekatan mereka mengambil alih kursi roda Freasha dari tangan Reza, dan membawa gadis itu pergi dari hadapannya.

====

Rafa duduk membeku di tepi ranjang. Kedua tangannya bergerak mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Pemandangan beberapa puluh menit yang lalu telah menjawab semua kecamuk dalam kepalanya. Saat dimana ia melihat Freasha pergi bersama Reza, dari balik jendela kamarnya yang mengarah langsung ke halaman. Marah dan kecewa bercampur menjadi satu, memenuhi hati Rafa.

Sejak awal Rafa memang tidak percaya jika Freasha hamil karenanya. Dan melihat pemandangan tadi, membuat Rafa semakin yakin. Bahwa anak yang ada dalam kandungan Freasha adalah buah cintanya dengan Reza.

Tetapi saat ini yang membuat Rafa bingung, mengapa hatinya justru merasa sakit menyadari itu...??


Bersambung ke My Perfect Toy :  Hurt - Part 1

Comments

Popular posts from this blog

Balada Anak Desa – Part 13

Cerita bersambung: Jangan panggil aku tuan muda part 44

Cerita Dewasa: Dibalik Jilbab Nurjanah dan Aisyah