Posts

Showing posts from February, 2021

Pengakuan Sumiati #7

Cerita Bersambung Jilid #6 Sejak kejadian itu Dipo belum sekalipun muncul di rumahnya atau di Toko Ijo. Sumi tetap berusaha tenang. Dipo yang mestinya merasa malu untuk muncul, kalau punya malu. Namun Sumi akan lebih sigap jika terjadi apa-apa lagi. Dia justru bersikap lebih percaya diri dibanding Dipo yang pengecut di toko. Sumi bekerja seperti biasa. Toko tetap ramai. Sumi melayani pembeli

Pengakuan Sumiati #6

Cerita bersambung Jilid #5 Di Bandung Sindhu sibuk dengan kegiatan kuliah maupun kegiatan lain di luar kuliah.  Sindhu mulai mendapatkan banyak teman. Sehabis menjadi panitia ospek untuk adik kelasnya ada adik kelasnya yang mulai akrab. Ada yang memperhatikan Sindhu dan tahu hubungan Sindhu dengan Sumi. Soal hubungannya dengan Sumi, dia malah  mendapat ejekan. Adik kelasnya mencibir Sindhu

Pengakuan Sumiati #5

Cerita bersambung Jilid #4 Sumi merasa ada yang hilang. Hari-harinya jadi sepi dan hampa. Meski dia hidup di sekeliling pasar dan toko tapi keramaian orang itu belum mampu menghilangkan sepi hatinya ditinggal Sarmo. Pagi harus buka toko sendiri. Sore pun begitu. Tapi ada yang berubah. Bu Jarwo nampaknya semakin paham apa yang sedang berlangsung di toko. Pengawasannya makin ketat. Ada

Pengakuan Sumiati #4

Cerita Bersambung Jilid #3 Drama kerokan berakhir ketika Bu Jarwo datang di toko. Semua kembali ke kondisi normal sekan tidak ada apa-apa sebelumnya. Sumi masih menyimpan ketakutan setelah itu. Sumi menghindari situasi kalau di toko tidak ada orang lain. Dia harus menjaga diri agar tetap bisa bekerja nyaman. Kalau sore menjelang tutup toko Sarmo sering datang membantu sambil menjaga Sumi.

Pengakuan Sumiati #3

Cerita Bersambung Jilid #2 "Mas Sindhu belum tahu rumahku. Kalau tahu mas Sindhu akan mundur teratur". Begitu balasan surat Sumiati untuk Sindhu di Bandung. Beberapa waktu lalu Sindhu menitip bungkusan berisi kaos dan surat untuk Sumi. Bungkusan dititip ke Bu Jarwo di Toko Ijo. Sangat ingin Sindhu mengajak Sumi jalan agar bisa ngobrol lebih enak. Tapi maksud itu belum terwujud karena Sindhu

Pengakuan Sumiati #2

Cerita bersambung Jilid #1 "Kang aku mau diajak mas Dipo nonton pelem lho.", tukas Sumi bangga ke Sarmo. "Pelem opo Sum? Apa di lapangan Karanglo?" "Walah ya bukan to kang. Di gedung bioskop. Di Delanggu.Kalau di lapangan kan sudah biasa." "Lho mas Dipo kan kuliah di Jogja?" "Iya lagi liburan. Katanya kampusnya diduduki tentara. Gara2 Mahasiswa nolak Pak Harto jadi presiden lagi." "wow...gitu

Pengakuan Sumiati #1

Cerita bersambung Karya : [un_known] Di sebelah utara pasar, pasar Cokro , salah satu pusat ekonomi daerah itu, berdiri beberapa toko. Satu toko yang nampak paling laris, masyarakat menamakannya Toko Ijo karena warna pintu kayunya yang dominan warna hijau. Toko itu sangat terkenal di masyarakat Cokro dan sekitarnya. Hampir semua alat kebutuhan rumah tangga dijual di situ. Mulai gula, teh,

PENGAKUAN SUMIATI 1 - 20

Cerita bersambung Karya : [un_known] * Pengakuan Sumiati #1- Di sebelah utara pasar, pasar Cokro , salah satu pusat ekonomi daerah itu, berdiri beberapa toko. Satu toko yang nampak paling laris, masyarakat menamakannya Toko Ijo karena warna pintu kayunya yang dominan warna hijau. * Pengakuan Sumiati #2- "Kang aku mau diajak mas Dipo nonton pelem lho.", tukas Sumi bangga ke Sarmo. "Pelem opo

Malam Yang Tertunda #11

Cerita Bersambung Jilid #10 (side a) Mas Aksa tidak ada mengejar lagi, itu cukup memberi bukti bahwa diriku sama sekali tidak berarti. Naik taksi dan pulang ke rumah Mama. Tidak ada air mata yang terjatuh. Yang ada hanya sakit yang begitu mendalam, membuat hati semakin rapuh. Apa pun alasannya, faktanya Mas Aksa telah pergi meninggalkanku demi menemui Ulfa. Ponsel sedari tadi bergetar, tapi

Malam Yang Tertunda #10

Cerita Bersambung Jilid #9 (side a) Aku sempat gelisah karena ponsel berada di tangan Mama. Bagaimana kalau Mas Aksa menelepon, mengirimkan pesan, khawatir, atau lainnya. Ketika bertanya mengapa dan apa rencana Mama yang sebenarnya, Mama hanya tersenyum simpul dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Raka pulang sekitar jam satu siang. Melepas jaket, dan menaruh tas di kamar. Kemudian

Malam Yang Tertunda #9

Cerita Bersambung Jilid #8 (side a) "Mas, jika aku dan dia terpeleset ke dalam jurang, siapa yang akan Mas Aksa tolong duluan?" Sebuah pertanyaan meluncur begitu saja tanpa pikir panjang. Entahlah. Aku hanya penasaran dengan siapa yang akan ditolong lebih dulu jika aku dan mantan kekasihnya sama-sama dalam bahaya. Namun, pertanyaanku itu hanya menggantung tanpa jawaban. Mas Aksa bergeming

Malam Yang Tertunda #8

Cerita Bersambung Jilid #7 (side a) Awalnya, kupikir, cinta itu saat merasakan debar di dada ketika bersamanya. Merasakan kerinduan yang mendalam walau hanya sehari saja tak jumpa. Merasa tak rela saat dia bercanda dengan wanita di luar sana. Atau hal-hal sederhana lainnya yang membuat hati berbunga. Nyatanya, perasaan itu bisa dirasakan siapa saja. Bisa dibilang, hanya kekaguman semata.

Malam Yang Tertunda #7

Cerita Bersambung Jilid #6 (side a) [Hei, Arjuna! Mana foto calon istrimu?] [Tidak ada] [Heh! Kau benar-benar tidak meminta fotonya?] [Buat apa?] [Hei! Menyebalkan sekali kamu ini. Calon suami macam apa coba? Untung bukan aku yang jadi calon istrimu. Hahaha] Aku memejamkan mata, menahan nyeri di dada. Aku ingat, tanggal pesan ini adalah ketika Mas Aksa pertama kali datang ke rumah untuk

Malam Yang Tertunda #6

Cerita Bersambung (side a) Jilid #5 Malam yang biasanya kutunggu, berubah menjadi waktu yang begitu membelenggu. Waktu di mana aku duduk berdua bersandar kepala ranjang. Mendengarnya bercerita banyak hal. Senyumnya yang mampu membuat jantungku berdegup kencang. Aku … rindu malam-malam itu. Malam ini terasa begitu mengerikan. Aku yang sibuk dengan pikiran dan hati berkecamuk liar. Mas Aksa

Malam Yang Tertunda #5

Cerita Bersambung (side a) Jilid #4 Gerimis mulai turun malam ini. Setengah jam kemudian, rintiknya semakin deras. Pendingin ruangan kubiarkan menyala meskipun dingin menyergap. Sedingin hati ini yang tak tahu apa sebabnya. Resah, gelisah, curiga, atau … cemburu? Entah. Yang pasti, rasanya benar-benar tidak tenang. Mas Aksa, tiga kali mengingkari janji. Janji mengajak nonton di bioskop dan

Malam Yang Tertunda #4

Cerita Bersambung (side a) Jilid #3 Kedatangan tamu tak diundang secara tiba-tiba itu, rasanya menyebalkan. Bukan tiba-tiba sih, memang sudah tanggalnya. Hanya saja, membuat malam-malam tertunda lagi sampai enam hari kedepan. Seminggu kemudian, Mas Aksa mengajak pindah lebih awal. Maka hari ini, benar-benar disibukkan dengan membawa semua barang-barang yang diperlukan. Sisanya, bisa

Malam Yang Tertunda #3

Cerita Bersambung (side a) Jilid #2Hari pertama berada di rumah mertua. Rasanya, masih belum nyaman dan terbiasa. Walaupun Mama begitu baik dan Raka yang terlihat menyenangkan. Tetap saja, butuh waktu untuk bisa adaptasi dengan suasana baru. Bangun tidur, bingung sendiri harus melakukan apa. Kata Mas Aksa, tak perlu melakukan apa-apa. Sudah ada asisten rumah yang mengerjakan segalanya. Kalau

Malam Yang Tertunda #2

Cerita Bersambung (side-a) Jilid #2 Hari pertama setelah acara pernikahan. Rumah masih sangat ramai, banyak saudara atau kerabat jauh yang menginap, rencana sih sore nanti baru akan pulang. Banyak tetangga sebelah datang membantu membereskan rumah yang masih berantakan. Keluarga dan saudara Mas Aksa, sudah pulang setelah makan siang. Tinggal Mas Aksa yang masih di sini, entah sampai kapan.

Malam Yang Tertunda #1

Cerita Bersambung Oleh : Popy Novita (side-a) Menikah tanpa dasar cinta? Mungkinkah bisa? Nyatanya, pernikahanku tetap berjalan meski tak ada rasa cinta sedikit pun di hati. Dia lelaki baik akhlak juga agama, kata orangtuaku. Aku pun melihatnya demikian. Tapi untuk menumbuhkan rasa cinta, itu butuh waktu, bukan? Setelah membersihkan wajah dari make up, ingin rasanya aku segera membaringkan

MALAM YANG TERTUNDA 1 - 11

Cerita Bersambung Karya : Popy Novita Pernikahan yang tidak didasari dengan cinta akan selalu menimbulkan masalah, kalo bukan prahara rumah tangga. Namun masalah itu akan terselesaikan dengan cinta yang tumbuh seiring berjalannya waktu. Seperti kisah ini. Dua sejoli yang dijodohkan oleh orang tua mereka. Sang gadis bisa menerimanya, namun sang lelaki menganggapnya cabang cinta, karena sang

Kembang Titipan #16

Cerita bersambung Jilid #15 Timan melangkah dengan hati-hati, agar langkahnya tak menimbulkan bunyi. Siapa yang duduk diteras dan menyalakan lampu ya? Perlahan Timan naik keteras, lalu menepuk jidatnya sambil tertawa. "Ya ampuun, Lastri sama bu lurah?" Marni dan Lastri tertawa. "Oh, rupanya kita dikira maling yu.." kata Lastri sambil merengut. "Lha mana yang lainnya?" seru Marni. "Masih diluar

Kembang Titipan #15

Cerita bersambung Jilid #14 Sri berdebar, apakah kakeknya ada didalam mobil itu? "Benarkah mbak Mery, itu mobilnya Basuki ?" tanya Timan. "Benar, saya yakin. Plaat nomornya diganti, tapi saya tak bisa melupakan stiker yang ada di kaca belakang. Itu punya Basuki," kata Mery bersemangat. Jalanan mendadak ramai,  beberapa mobil menyalip mobil Timan. "Adduh.. mengapa tiba-tiba jalanan ramai?"

Kembang Titipan #14

Cerita Bersambung Jilid #13 Hari mulai remang ketika Sri bersama Mery mengikuti Timan. Namun tiba-tiba Sri merasa sangat pusing . Kepalanya berdenyut dan tubuhnya merasa lemas. Tempaan peristiwa yang bertubi-tubi membuatnya tumbang, Ia terkulai lemas, dipundak Mery. "Sri... Sri.." "Ada apa?" tanya Timan. "Lihat mas, Sri pingsan." kata Mery sambil merangkul tubuh Sri "Waduh, dingin sekali

Kembang Titipan #13

Cerita Bersambung Jilid #12 "Apa katanya ?" "Kita harus menunggu." "Menunggu apa?" "Jelas kita tak bisa bekerja sendiri, tadi aku bermaksud mencari orang yang mau membantu, minimal yang punya mobil.. Tapi ternyata juragan mau datang kemari." "Baguslah, kalau ada dia pasti semuanya beres. Kalau begitu aku mau tidur lagi saja." "Sebentar, aku akan mengirimkan alamat tempat iui, biar dia datang

Kembang Titipan #12

Cerita Bersambung Jilid #11 Laki-laki asing itu kemudian berdiri setelah meneguk habis air didalam gelas yang disuguhkan mbah Kliwon. "Lho nak, mau kemana ?" "Mau melanjutkan perjalanan kek." "Oh ya, kita sudah ngomong banyak, tapi belum saling memperkenalkan diri. Saya mbah Kliwon, anak ini siapa dan darimana? Tampaknya bukan penduduk desa ini kan?" "Iya, saya hanya lewat kek, tadi kehausan

Kembang Titipan #11

Cerita Bersambung Jilid #10 Sekarang Basuki benar-benar membanting ponselnya. Hancur berkeping-keping. Pelayan yang melihatnya bergegas pergi, takut kalau ia juga bernasib seperti ponsel itu. Basuki bergegas kekamar, mencari ponselnya yang lain. Ternyata dia masih butuh berkomunikasi. Dengan mata merah penuh amarah dia menelpon sopirnya. "Priiii... " teriaknya sa'at menelphone. "Ya tuan.."

Kembang Titipan #10

Cerita bersambung Jilid #9 Mery berdebar, harusnya air dalam gelas itu diminum dulu, tapi ternyata malah ada telephone, dan Basuki sepertinya marah-marah. "Iya aku tau, mengapa tidak kamu tanya siapa mereka, dan apa maksudnya? Apa? Dia bilang temanku? Aku nggak punya teman. Mobilnya apa? Jok terbuka? Yaaah, jangan-jangan dia, orang kampung yang namanya Timan. Baiklah, aku tunggu kamu, kita

Kembang Titipan #9

Cerita bersambung Jilid #8 Air masih mengucur deras, rintih dan tangisnya terhenti, berganti rasa was-was akan bahaya yang mengancamnya.Ia menoleh kekiri kanan, dan mencoba mencari sesuatu yang barangkalibisa dipergunakan untuk membela diri. Tapi tak ada apapun disana, ada sikat dengan gagang yang tak begitu panjang, disudut yang tersembunyi. Sri mematikan keran, lalu mendengar ketukan semakin

Kembang Titipan #8

Cerita Bersambung Jilid #7 Sri membuka matanya, menatap seseorang yang mendekatinya.  seorang laki-laki dengan pakaian yang mirip seragam restoran, atau entahlah, menurut Sri itu seperti tidak wajar, membawa nampan masuk sambil membungkuk kearahnya, lalu meletakkan dua gelas minuman. Gelas-gelas yang antik yang apik. Sri tak perduli, ia terus menerus menelusuri bagaimana terjadi keadaan

Kembang Titipan #7

Cerita Bersambung Jilid #6 Timan terus menjalankan mobilnya dengan bingung. "Ada apa Sri? Itu mobil pak lurah sudah sampai disana, pasti kita ditungguin." "Jangan mas, aku takut." "Kenapaa? Sri.. jangan membuat aku  bingung. Ada apa?" "Ada Basuki disana." "Apa? Dimana ?" "Lagi ngomong sama pak lurah.." "Masa sih? Lalu mengapa kamu takut? Kan ada aku. Biar aku temui dia supaya semuanya menjadi