Posts

Showing posts from December, 2020

Saat Hati Bicara #10

Cerita bersambung Jilid #9 Mata Dita berkejap kejap, seakan tak percaya pada apa yang dikatakan Santi. "Itu benar, jadi kamu jangan pernah mimpi bisa mendapatkannya," bagai pisau tajam kata2 Santi itu menusuk ulu hatinya. Perih, dan membuat matanya berlinang linang. "Memang sih, dia baik sama kamu, perhatian sama kamu, tapi itu karena kamu adiknya Maruti, perempuan yang dicintainya. Bukan dia

Saat Hati Bicara #9

Cerita bersambung Jilid #8 Dita menyambut Santi sampai ke teras depan. Dalam hati bertanya tanya, apakah ada masalah lagi dengan Maruti. "Hallo Dita," tapi Santi menyapa ramah. "Dokter Santi? Silahkan masuk," sambut Dita tak kurang ramah. "Terimakasih. Bagaimana keadaan ibu?" "Baik dok, ibu lagi makan tuh didalam. Mau ketemu ibu?" "Oh, tidak, tidak.. hanya ingin tau kesehatan ibu saja.

Saat Hati Bicara #8

Cerita bersambung Jilid #7 Santi menatap kosong kearah halaman yang temaram, sungguh kesal sekali menyadari bahwa Panji ternyata telah meninggalkannya. Ia ingat ketika bu Anjar menyatukan tangannya dan tangan Panji sesa'at sebelum meninggal, dan itu berarti dia menginginkan dirinya bersatu dengan Panji, tapi mengapa Panji mengartikan lain, gara2 ibunya tak menyebutkan namanya. Dengan cepat ia

Saat Hati Bicara #7

Cerita bersambung Jilid #6 Maruti terkejut. Ada perasaan tak enak ketika bertemu Santi ketika dia sedang bersama Panji. Dia pura2 tak melihatnya, dan Panji pun seakan tak perduli dengan kedatangan mereka. Ada lima orang yang masuk kerumah makan itu bersama Santi. Tiga diantaranya adalah laki2. Mereka sedang berembug tentang istilah2 kesehatan yang tak begitu dimengerti oleh orang awan. Dan

Saat Hati Bicara #6

Cerita Bersambung Jilid #5 Panji merasa sedih, ia juga merasa bersalah karena kurang memperhatikan kesehatan ibunya. Mengapa tiba2 separah itu? Karena perasaan2 itu Panji jadi tak merasa betapa tangan ibunya mencengkeram tangannya disatukan dengan tangan dokter Santi. Ia juga tak merasa bahwa dokter Santi memperhatikan wajahnya tanpa berkedip. Barangkali baru sekali itu sang dokter cantik

Saat Hati Bicara #5

Cerita bersambung Jilid #4 Maruti terpaku ditempatnya duduk. Sama sekali ia tak menyangka bahwa dokter Santi adalah bekas isteri Agus. Jadi bayangan tentang Panji yang dicalonkannya dengan dokter Santi sedikit kabur. Ia juga belum yakin ketika berada diklinik itu. Ia hanya mendengar orang2 berbicara dan hatinyapun juga berbicara sendiri. Barangkali ia salah. "Kamu jemput Sasa?" tiba2 Agus

Saat Hati Bicara #4

Cerita Bersambung Jilid #3 Maruti merasa, ada sesuatu yang hilang dari hatinya. Untuk sesa'at ia tak bisa mengucapkan apapun. "Ruti, kamu masih disitu?" Laras dari seberang sana sedikit heran. "Oh.. eh.. ya, tentu aku masih ada dan mendengarkan kamu," jawab Maruti gugup. "Kok kamu kayak lagi bengong?" "Bukaaan.. aku hanya terkejut.. tadi dia tidak mengatakan apapun." "Ya,pastinya agak

Saat Hati Bicara #3

Cerita bersambung Jilid #2 Sampai ketiganya duduk diteras itu, Dita masih tertegun dibalik pintu. Seperti mimpi rasanya melihat laki2 yang selalu membayang dipelupuk matanya. "Aku kebelakang dulu ketemu bu Tarjo ya." tiba2 Laras berdiri dan beranjak kebelakang. Dita terkejut dan tak sempat menghindar dari sana. "Heiii.. apa yang kamu lakukan disini..?" teriak Laras . "Oh.. eh.. aku... aku

Saat Hati Bicara #2

Cerita Bersambung Jilid #1 Maruti tiba2 teringat Dita adiknya yang bercerita tentang dirinya yang nyaris ditabrak mobil yang dikendarai seorang cowok gantheng . Maruti berdebar mendengar kata2 Panji bahwa wajah gadis itu mirip dengannya. Dita kah? Tapi Maruti enggan menanyakannya. Ia lebih gugup daripada ingin berbicara panjang dihadapan lelaki yang memandangnya tanpa berkedip, dan

Saat Hati Bicara #1

Cerita bersambung Karya : Tien Kumalasari Maruti sedang mengelap piring2 untuk ditata dimeja makan, ketika Dita tiba2 datang dan bersenandung riang.  Ia melemparkan tas tangannya begitu saja keatas kursi lalu duduk sambil menyelempangkan kakinya, sedangkan mulutnya tak berhenti bersenandung. "Dita.. kamu kesurupan?" "Dengar mbak, aku tadi nyaris ketabrak mobil." enteng suaranya ketika

SAAT HATI BICARA 1 - 27

Cerita bersambung Karya : Tien Kumalasari * Saat Hati Bicara #1- Maruti sedang mengelap piring2 untuk ditata dimeja makan, ketika Dita tiba2 datang dan bersenandung riang.  Ia melemparkan tas tangannya begitu saja keatas kursi lalu duduk sambil menyelempangkan kakinya, sedangkan mulutnya tak berhenti bersenandung. * Saat Hati Bicara #2-Maruti tiba2 teringat Dita adiknya yang bercerita tentang

Rengganis #10

Cerita Bersambung Jilid #9 (side a) Rengganis berdiri menghadap cermin, menatap diri yang tak lagi sama. Tubuh indahnya kini tertutup oleh gamis maroon pemberian Nazwa, yang selama berbulan-bulan ia biarkan di dalam lemari paling bawah. Tak disentuh, bahkan tidak pernah dilihat. "Bismillah ...." Lembut, diikatnya rambut tebal yang selama ini sering dibiarkan tergerai. Ditiup angin dan dilihat

Rengganis #9

Cerita Bersambung Jilid #8 (side a) Fatimah berdiri menatap punggung Rengganis dari ambang pintu, air matanya terus mengalir mengingat nasib anak, menantu, dan cucu-cucunya. Diam-diam ia merasa sangat bersyukur memiliki Rengganis sebagai menantu. Kokoh berdiri meskipun badai datang silih berganti. Tak berpikir untuk pergi saat ujian menimpa dan merenggut semua kebahagiaan. Anugerah paling indah

Rengganis #8

Cerita Bersambung Jilid #7 (side a) Rengganis berdiri dengan kaki gemetar, matanya berkaca dan kedua tangan mengepal. Di hadapannya kini berdiri barisan lelaki yang dulu menodainya. Ada Arini dan ayah Ammar di antara mereka. "Kau tidak layak mendapatkan putraku!" Lelaki berwajah Arab itu berteriak lantang. "Kau tidak akan pernah bahagia. Wanita kotor sepertimu tak pantas berada di tengah

Rengganis #7

Cerita Bersambung Jilid #6 (side a) Ammar berdiri mematung di halaman, di hadapannya berdiri Arini bersama seorang bocah berwajah Arab tengah menatapnya. "Zaneeka?" gumam Ammar tak percaya. "Dia selalu menunggu. Menunggu kapan ayahnya datang menjemput." Arini melangkah menghampiri Ammar. Matanya jatuh menatap Arwa yang tengah memainkan jemari dengan nyaman di gendongan Ammar. "Putrimu?" tanya

Rengganis #6

Cerita Bersambung Jilid #5 Ammar sedang duduk di teras belakang ketika ibu mendekati dengan segelas kopi di tangan. Wanita itu tersenyum melihat wajah putranya kembali memiliki gairah. Sejak perceraiannya, Ammar jarang sekali bicara di rumah. Ia lebih sering menghabiskan waktu di luaran dan pulang hanya untuk istirahat. "Apa yang kau pikirkan?" tanya ibu seraya meletakkan gelas di hadapan

Rengganis #5

Cerita Bersambung Jilid #4 (side a) Ammar tersenyum melihat betapa lucu sepatu merah muda di tangannya. Ia sudah berada di toko itu selama tiga jam. Setiap yang tampak lucu ia beli, tak peduli apakah terpakai atau tidak. Ada cinta untuk bayi itu di hati Ammar. Cinta yang ia tak tahu dari mana datangnya. Bukan karena ingin mendapatkan hati Rengganis, tapi ia benar-benar menyayangi Arwa. Sepenuh

Rengganis #4

Cerita Bersambung Jilid #3 (side a) "Kenapa setiap doaku tidak dikabulkan oleh-Nya? Bukankah Dia maha mendengar dan mengabulkan segala keinginan?" Rengganis duduk bersimpuh di atas sajadah. Ia tak tahu tengah berada di mana, sekelilingnya terbentang luas gurun pasir. Bayu di bawah surya terasa panas. Tak hilang dahaga, tidak pula berkesudahan peluh membasahinya. "Duhai Engkau sang pemilik

Rengganis #3

Cerita Bersambung Jilid #2 (side a) Rengganis berdiri menatap bayangan dirinya di cermin, lama gadis itu mematung mengamati wajah yang hampir tak ia kenali. Di belakangnya, tiga buah koper besar sudah menunggu. Paspor dan segala macam dokumen tergeletak di ranjang. "Hidup baru ...," gumamnya seraya menyisir rambut dengan ujung jari. Tak ada yang berubah. Rambutnya masih panjang, hitam, dan

Rengganis #2

Cerita bersambung Jilid #1 (side a) Brak! Dokter Ardi mendobrak pintu tepat sebelum Rengganis melekatkan tajam kaca di nadinya. "Kalau kau ingin mati, aku tidak akan tidur di rumah sakit selama berhari-hari." Dokter Ardi mengeluarkan Rengganis dari kamar mandi dengan paksa. Tubuh Rengganis menegang, gadis itu mencoba untuk melawan. Dari tangannya mengalir darah akibat jarum infus yang masih

Rengganis #1

Cerita bersambung (side a) "Buka bajunya, cepat. Akan kuhamili gadis sombong ini!" Samar terdengar tawa dari belasan orang pria. Berdiri dan menyeringai melampiaskan nafsu birahi mereka. Rengganis hanya merintih, menahan perih dan sakit yang datang dari sekujur tubuhnya. Sungguh, suci diri dan kecantikan wajahnya kini seperti tiada arti. Di atasnya, bergantian mereka menikmati kemolekannya.

RENGGANIS 1 - 10

Cerbung Oleh : DariDee Kasihan Rengganis. Wanita cantik kembang desa yang selalu menolak pinangan lelaki, diperkosa oleh beberapa lelaki bejat yang pernah ditolak pinangannya. Malangnya, kejadian itu menjadikan Rengganis hamil. Namun ia menghadapinya dengan tegar. Berkat sahabat yang selalu menyertainya, ia melewati beban mental yang begitu berat. *Selamat membaca* * Rengganis #1- "Buka

Setangkai Mawar Buat Ibu #21

Cerita Bersambung Jilid #20 Semua menjadi bingung. Ternyata pak Kardi tidak tau apa-apa.tentang siapa orang tua Ratih sebenarnya. "Apakah kamu menyesal menjadi anakku, Ratih?" tiba-tiba pak Kardi menyela. Ia merasa disitu bukan siapa-siapa. Ratih juga bukan darah dagingnya, anak tiripun tidak. Ia adalah orang asing yang tak ada gunanya berlama-lama ditempat itu. Ratih merangkul pak Kardi. "

Setangkai Mawar Buat Ibu #20

Cerita Bersambung Jilid #19 Bu Suryo heran. Mengapa yu Siti bertanya begitu. "Tahi lalat diatas bibirnya? Aduh, aku kok nggak begitu perhatian ya, aku bertemu hanya sekilas, ketika Arum mengajak ke sekolah Angga. Tapi mengapa kamu bertanya begitu yu?" Yu Siti  bingung untuk menjawabnya. Ia keceplosan menanyakan hal itu. Padahal dia masih takut mengakui bahwa anaknya yang diberikan orang itu

Setangkai Mawar Buat Ibu #19

Cerita bersambung Jilid #18 Arum mengangkat kepalanya. Ia menoleh lagi ke arah yu Siti, masih diam sambil memeluk guling. Arum bangkit dan duduk ditepi ranjang. Isak itu masih terdengar. Arum berdebar, turun dan melangkah kearah pintu. Dibukanya pintu kamarnya, perlahan sehingga tak menimbulkan suara. Diruang tengah datangnya suara itu. Arum melangkah perlahan. Astaga, dilihatnya bu Suryo

Setangkai Mawar Buat Ibu #18

Cerita bersambung Jilid #17 Arum terdiam. Kecewa adegan manis bersama ibunya tak berlanjut ke pembicaraan yang diharapkannya. Ia melepaskan pelukannya, masih berbaring disamping bu Suryo. "Arum," kata bu Suryo sambil menarik tangan Arum dan diletakkannya didadanya. Arum hanya menatap wajah bu Suryo, tanpa mengatakan apapun. "Bukankah dokter Bram itu baik? Dia ganteng, dia pintar, dia penuh

Setangkai Mawar Buat Ibu #17

Cerita bersambung Jilid #16 Namun beberapa kali Arum menelpone tetap tak ada jawaban. "Apakah mas Aryo masih sibuk? Ingin rasanya Arum menelphone kekantor Aryo, tapi agak sungkan. Selama menjadi isterinya ia tak pernah mengganggu pekerjaan suaminya. "Adakah telephone kantornya?" tanya bu Martono. "Ada sih bu, tapi sungkan, kalau mas Aryo masih sibuk nanti mengganggu." "Tapi kan ini penting,

Setangkai Mawar Buat Ibu #16

Cerita bersambung Jilid #15 Bramasto memegangi ponselnya dengan tangan gemetar. Tampak geram membacanya. Ia kemudian mengulurkan ponsel itu kepada Aryo. "Coba pak Aryo baca ini." Aryo menerima dan membacanya. Wajahnya merah padam menahan amarah. "Apa-apaan ini? Saya akan laporkan pada polisi," kata Aryo geram. "Sebentar pak, lebih baik kita berfikir jernih. " "Ini sudah keterlaluan. Dia

Setangkai Mawar Buat Ibu #15

Cerita Bersambung Jilid #14 Arum terpaku ditempatnya bertdiri. Suara Aryo begitu bersemangat ketika tau bahwa dia yang mengangkatnya. Karena gembira bisa menyapanya? Belum sempat mengatakan sesuatu, kecuali hanya sulit menghubungimu. kata Aryo di telephone itu. Arum kebingungan. Nomor telephone yang menghubungi tadi belum sempat dicatatnya. Mana mungkin mencatat, baru kata sepatah diucapkan,

Setangkai Mawar Buat Ibu #14

Cerita bersambung Jilid #13 "Bu Arum, sudah ketemu pak Aryo?" tanya dokter Bram. "Apa?" Tiba-tiba bu Suryo keluar, mengikuti orang-orang desa yang berjumlah empat orang. Rupanya pembicaraan sudah selesai. Barangkali tentang pembelian pupuk, atau bagi hasil yang harus dirembug lagi. "Itu nak dokter masih ngomong? Mana saya tadi belum sempat bicara. Ponsel yang dipegang Arum diminta oleh bu

Setangkai Mawar Buat Ibu #13

Cerita bersambung Jilid #12 Tatapan itu masih terlekat. Tak seorangpun mendahului menyapa, karena sedang bergolak beribu rasa yang ada dikepala mereka. Tapi Aryo segera bisa menguasai dirinya. "Selamat sore," sapanya pelan. "Selamat sore," akhirnya dokter Bram menjawa juga "Saya ingin bertemu dokter." "Baiklah, tapi saya mau ke masjid dulu, sudah sa'atnya sholat maghrib. Kalau anda  mau

Setangkai Mawar Buat Ibu #12

Cerita bersambung Jilid #11 Bram mengawasi kemana gadis itu pergi, aduh.. menghilang kemana dia. Bram melangkah mengitari tuku buku yang sangat luas itu. Tadi ada anak kecil berlari lari. Tapi Bram kehilangan jejak. "Aneh, kok wajahnya seperti bu Arum ya?" gumamnya sambil menuju kearah kasir. Ia keluar  dari toko buku itu, tapi sambil berputar sekali lagi, tapi gadis itu tak juga ditemukannya.

Setangkai Mawar Buat Ibu #11

Cerita bersambung Jilid #10 Ratih diam, benarkah apa yang didengarnya? Aryo akan menjadikannya ibunya Angga? Ibu yang sesungguhnya dan itu berarti Aryo melamarnya? Aduhai. Memang benar Ratih suka, atau memang memendam rasa suka kepada laki-laki ganteng disampingnya, tapi ucapan yang serta merta itu sama sekali tidak membuatnya bahagia. Belum lama Aryo mengatakan bahwa dia masih mencintai Arum,