My Perfect Toy : Hate - Part 2



Frea menatap Rafa yang sedang tertidur pulas. Dia seperti melihat Rafa yang lain disana. Bukan Rafa yang membencinya. Rafa yang selalu bersikap kasar padanya. Tapi Rafa dengan wajah yang lembut dan membuat hati setiap orang yang melihatnya merasa tenang.

Rafa yang saat ini sedang Frea lihat tampak seperti sosok Malaikat yang dapat menenangkan hatinya. Frea dapat merasakan hangat hanya dari melihat wajah Rafa saat ini.

Iya, Rafa yang ini memang orang yang sama dengan Rafa yang biasanya. Hanya saja dengan ekspresi yang berbeda. Rafa yang biasanya di lihat oleh Frea adalah Rafa yang tidak mempunyai perasaan. Penuh dengan kata - kata kasar dan selalu menyalahkannya.

"Kenapa kau melihat wajahku dengan ekspresi seperti itu?", tiba - tiba saja Rafa bersuara dan membuka sedikit matanya.

Frea terkejut dan langsung menjauhkan kursi rodanya dari ranjang Rafa secara reflek.

"Ma.. Maaf.. Aku hanya ingin membangunkanmu. Bukankah seharusnya sekarang kau sudah ada di kantor? Sekarang sudah siang.", jawab Frea terbata - bata.

Rafa menarik nafas panjang dan langsung pergi dari ranjangnya menuju ke kamar mandi tanpa memperdulikan Frea.

Frea hanya bisa diam dan melihat Rafa dengan raut wajah sedih. Dia tau, sampai kapanpun dan apapun yang dilakukannya untuk Rafa tidak akan bisa merubah kebencian yang ada di dalam diri Rafa.

Saat Rafa keluar dari kamar mandi, dia tidak melihat ada tanda - tanda keberadaan Frea di kamarnya. Matanya tertuju pada sepasang kemeja kerja yang sudah disiapkan di atas ranjangnya. Itu pasti Frea. Iya, gadis itu selalu melakukan hal ini. Padahal Rafa selalu dingin kepadanya. Selalu membencinya. Dan tidak pernah menganggap Frea ada.

Entahlah. Sebenarnya ada sedikit rasa iba dari Rafa untuk Frea. Tapi tetap saja rasa benci itu memenangkan hati Rafa. Karena Frea adalah penyebab Ibunda tercintanya meninggalkan dunia ini. Belum lagi Rafa harus menikahi wanita cacat sepertinya.

Hingga pada akhirnya Rafa hanya berfikir bagaimana cara membuat Frea menyesal dan tersiksa berada di sampingnya.

Frea harus menyesal telah menerima lamaran dari Rafa. Karena tidak mungkin Rafa mencetuskan perceraian karena telah berjanji pada Ibundanya bahwa dia tidak akan meninggalkan Frea kecuali jika gadis itu yang menginginkannya. Jadi satu - satunya cara adalah membuat Frea menyesal, tersiksa, dan tidak sanggup lagi hidup dengannya. Maka Frea akan meminta cerai pada Rafa.

Maka semenjak saat itu. Sejak hari pertama pernikahan mereka. Yang menjadi tujuan Rafa adalah membuat Frea membencinya dan menuntut cerai padanya.

Bersambung ke My Perfect Toy : Hate - Part 3

Comments

Popular posts from this blog

Balada Anak Desa – Part 13

Cerita bersambung: Jangan panggil aku tuan muda part 44

Cerita Dewasa: Dibalik Jilbab Nurjanah dan Aisyah